Pupuk tanaman jahe biasa digunakan adalah Urea, TSP, K2O dan ZK. Ada dua jenis pemupukan pada budidaya jahe yakni;
- pupuk dasar
- pupuk lanjutan
Pupuk dasar digunakan pada saat kita memulai membuka lahan tanam, adapun jenis pupuk dasar tanaman jahe adalah; kompos + dolomit. Jumlah kompos/ pupuk kandang diberikan sekitar 70 ton / ha, dan dolomit bergantung pada tingkat keasaman tanah (PH). Semakin rendah PH tanah semakin banyak dolomit yang dibutuhkan.
Pupuk lanjutan mulai diberikan pada umur tanam 60 hari, pemupukan pertama tanaman jahe cukup dengan kandang + Urea 15 gr/ pokok + ZK 10 gr/pokok + TSP 10 gr/pokok. Pupuk ditabur dalam bentuk butiran, selain itu bisa juga dengann sistem cor (pupuk dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada tanah sekitar batang jahe), namun banyak petani tidak menyarankan pemberian pupuk jahe secara cor ini.
Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah umur tanam 90 hari, dan 1 kali 2 bulan seterusnya. Pupuk lanjutan ini ditambah dengan K2O 120 kg/ ha, NPK 50 Kg/ ha dan P2O5 50Kg / ha. Komposisi pupuk harus disesuaikan dengan perkembangan tumbuh tanaman, kalau kita kurang memahami sebaiknya konsultasi dengan petugas penyuluh pertanian setempat (gratis kok). Biasanya pemupukan akan disesuaikan dengan kesuburan tumbuh tanaman jahe, jika daun hijau merata akan dikurangi unsur N dan sebagainya.
Tentang pestisida jahe sepertinya tidak terlalu penting dibahas, seperti dijelaskan diawal hama musuh tanaman jahe sangat sedikit. Penyemprotan lebih diarahkan kepada penambahan zat akar, daun dan batang saja. Kita bisa menggunakan produk-produk organik untuk meningkatkan bobot rimpang (umbi jahe).