Memilih bibit jahe tidak berdasarkan ukuran, sebab jahe itu sendiri dibedakan berdasarkan ukuran, yakni; jahe gejah (ukurannya besar-besar) biasa untuk dijadikan bumbu masakan dan minuman wedang, jahe kecil (Bahing, biasa digunakan untuk obat karena rasanya lebih pedas, seratnya banyak dan kasar, mengandung minyak atsiri tinggi), dan Jahe merah ukurannya lebih kecil dari jahe gajah (Alia) tapi lebih besar dari Bahing. Oleh karena itu memilih bibit jahe tidak didasarkan pada ukuran tapi lebih kepada umur (tua), tekstur kulit dan bentuk rimpang.
Berikut ini cara memilih bibit jahe yang baik:
- Terlebih dahulu kita ingin menanam jahe jenis apa (gajah, kecil atau merah)
- Beli bibit langsung dari kebun jahe yang sudah siap panen (umur tanam 8 - 9 bulan).
- Pilih rimpang dengan tekstur kulit sempurna, tidak ada lecet-lect akibat proses pemanenan, tertutup sempurna tidak ada patah atau terpotong, dan memiliki sedikit percabangan.
- Dipilih bibit dari kebun yang paling sedikit jenis penyakit tanaman.
Perlu juga diketahui cara semai bibit jahe. Dalam skala usaha bididaya dengan tujuan komersil, penyemaian bibit sangat diperlukan untuk mendapatkan pertumbuhan serentak (sama rata). Bibit jahe biasa disemai dalam box atau peti kayu. Teknis semai lebih mendetail akan dijelaskan di lain artikel; initnya bibit yang sudah dibeli dari kebun pertanian disimpan selama +/- 1 bulan, setelah itu potong berdasarkan mata tunas, jemur dan masukkan ke karung selam sehari semalam baru disemai.
Itulah cara memilih bibit jahe yang benar dan baik beserta teknik penyemaian yang biasa dilakukan di daerah sentra tanaman jahe. Berdasarkan berbagai analisa usaha tanaman keuntungan jahe per Ha bisa mencapai 100 juta lebih dalam kondisi harga jual yang bagus. Semoga bermanfaat.